Jakarta, 12 Mei 2020. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2019. Terdapat 7 (tujuh) agenda yang dibahas dalam RUPS ini, yaitu:
Sepanjang tahun 2019, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berhasil mencatatkan laba usaha Rp 7,47 triliun dan laba bersih Rp 806,1 miliar. Kemudian, nilai kontrak dikelola perusahaan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp 16,37 triliun dengan nilai kontrak baru sebesar Rp 7,03 triliun. Perolehan ini meningkat sebesar 5,51% dibandingkan nilai kontrak baru tahun 2018 sebesar Rp 6,66 triliun.
Perusahaan berhasil mencapai target perolehan nilai kontrak baru didukung dengan perolehan kontrak eksternal sebesar 63,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36%. Secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01% atau Rp 2,43 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 4,44 triliun di tahun 2019.
Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Maste Plan (RDMP) Refinery Unit(RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerjasama dengan Hyundai dan Pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.
“WSBP memperluas pasar untuk mendapatkan peluang dari proyek eksternal. Hal ini didukung dengan adanya inovasi produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah spun pile berdiamater 1,2 m dan panjang 50 m yang merupakan produk precast pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara,” ujar Jarot Subana, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk. Beberapa produk baru lainnya, yaitu bantalan rel kereta api, tiang listrik beton, dan sprigWP.
Perusahaan juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp 435 miliar. Saat ini perusahaan tengah menyusun MoU dengan perusahaan asal Malaysia. Kerjasama ini nantinya akan berlanjut dengan joint operation untuk proyek-proyek luar negeri, salah satunya dalam pengejaan proyek LRT di Filipina, yang kini dalam proses tender yang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, WSBP melakukan serangkaian strategi bisnis, yaitu pertama, pembangunan Plant Penajam di Kalimantan Timur sebagai komitmen untuk mendukung Program Pemerintah untuk pemindahan ibu kota negara di wilayah Penajam Paser Utara. Melalui plant ini, perusahaan ingin menyerap potensi pasar ke depan di wilayah tengah dan timur Indonesia, bahkan pasar regional di Asia Tenggara,” ujar Jarot.